Pagelaran Wayang



Pagelaran Wayang - Diakui atau tidak, saat ini kita berada pada sebuah zaman yang disebut-sebut sebagai era modern. Di era ini, banyak sekali perubahan yang telah terjadi ditengah-tengah masyarakat. Salah satunya perubahan gaya hidup dan paradigma masyarakat dari tradisional dan modern. Tidah hanya di segi fashion, tetapi juga semua sektor kehidupan, seperti budaya, seni, sosial, dan lain-lain. Salah satu kesenian tradisional yang terancam adalah kesenian pagelaran wayang.
 Wayang merupakan seni budaya asli bangsa Indonesia yang telah mengakar kuat dalam mitologi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Wayang merupakan salah satu karya seni asli Indonesia yang sampai detik ini masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Hal itu terbukti dari perkembangan dan eksistensi wayang dari waktu ke waktu. Wayang sendiri berasal dari kata wayangan atau bayangan, yang berarti sumber ilham. Yang dimaksud ilham di sini adalah ide dalam menggambarkan wujud tokohnya.
Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan budaya asli dari Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah masuk ke pulau Jawa berabad-abad sebelum agama Hindu masuk. Budaya wayang diperkirakan sudah lahir di Indonesia setidaknya pada zaman pemerintahan Prabu Erlangga. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa prasasti pada masa itu yang menyebutkan kata Wayangan dan aringgit yang berarti pertunjukan wayang. Meskipun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adatapsi dari karya sastra India, yakni Ramayana dan Mahabharata, namun kedua cerita itu dalam pewayangan banyak mengelami perubahan dan penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia.
Ada beberapa buku yang meyebutkan jika wayang berasal dari India karena dikaitkan dengan cerita yang sama dan bersumber dari Ramayana dan Mahabharata. Bahkan ada pula yang menyebutkan wayang barasal dari China karena sekitar tahun 140 SM pada pemerintahan Kaizan Wu Ti pernah ada pertunjukan bayangan-bayangan sama seperti wayang. Sebenarnya tiap-tiap negara di Timur Tengan dan Asia Tenggara memiliki wayang dengan nama yang berbeda, di Timur Tengah wayang disebut Karagbeuz, di Thailand wayang disebut Nang Yai & Nang Talun, di Camboja wayang di sebut Nang Sbek & Nang Koloun, dan di Malaysia wayang disebut wayang siam. Namun demikian, pada 7 November 2003 UNESCO (badan PBB di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan) telah menetapkan bahwa wayang Indonesia sebagai warisan budaya dunia nonbenda (Masterpiece of Oral and Intangible Haritage of Humanit ) yang perlu dilestarikan. Penetapan itu menyiratkan pengakuan bahwa wayang Indonesia adalah budaya yang autentik indigenous bangsa Indonesia.  
Salah satu alasan mengapa kesenian wayang tetap eksis di era modern ini adalah mungkin bukan karenasudah diakuinya wayang oleh UNESCO sebagai kebudayaan milik Indonesaia, tapi karena wayang bukan hanya sekedar pagelaran yang bersifat menghibur, tetapi juga sarat akan nilai-nilai falsafah hidup. Bagaimana tidak, di dalam cerita wayang, tiap-tiap tokohnya merupakan refleksi atau representasi dari sikap, watak, dan karakter manusia secara umum. Ada yang baik dan jahat, ada kebatilan dan keburukan, ada belas kasihan, kasih sayang, cinta, benci, hasut, serakah dan lain-lain. 
Tokoh-tokoh dalam kesenian wayang ada banyak sekali. Mungkin yang sering kita dengar adalah Arjuna, Abimanyu, Antasena, Arimbi, Nakula, Sadewa, dan lain-lain yang merupakan tokoh-tokoh Pandawa dan Kurawa. Ada juga tokoh-tokoh seperti Anggada, Anoman, Barata, Bukbis, Indrajit, Jatayu, dan lain-lain yang merupakan tokoh-tokoh Ramayana. Untuk dewa-dewinya, wayang memiliki tokoh seperti Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Ismaya, Batara Bayu, Batara Guru, Batara Indra, dan kawan-kawannya. Itulah sederet tokoh-tokoh wayang yang memiliki karakteristik dan riwayat serta silsilah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Orang yang melihat atau menonton pertunjukan wayang pasti akan dibuat terlarut dalam ceritanya. Karena begitu dahnyatnya nilai-nilai yang terkandung dalam wayang inilah, maka tak heran jika Wali Songo menggunakannya sebagai media dakwah penyebaran agama Islam di tanah air. Dan, terbukti bahwa wayang merupakan salah satu media dakwah yang paling efektif. Tidak heran juga pagelaran wayang salah satu Seni Pagelaran yang masih digandrungi masyarakat Indonesia sampai sekarang.

Tegs : #Seni Pertunjukan #Wayang #Artikel Wayang #Pengartian dan Sejarah Wayang
Previous
Next Post »