Istana Kesultanan Deli - Istana Maimun - Jika
yang kalian tahu Kesultanan yang masih eksis hingga sekarang hanya Kesultanan
Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta maka kalian salah, ternyata di Pulau Sumatera
ada beberapa Kesultanan yang masih eksis hingga sekarang, salah satunya adalah
Kesultanan Delli. Kesultanan Deli adalah Kesultanan melayu yang ang didirikan
pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah
Deli ayau kini menjadi Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.
Istana Maimun Istana Kesultanan Deli
Peninggalan
Kesultanan Deli yang masih ada hingga sampai sekarang yang berusia ratuasan
tahun adalah Istana Maimun. Istana maimun sendiri di bangung ditempat yang
sekarang menjadi pusat pemerintahan Kota Medan dan menjadi ikon Kota Medan Saat
ini.
Islana
Mainun dibangun oleh sultan Deli, Sultan Makmud al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan
Makmud adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkara Alam, pendiri kota Medan. Pembangunan
istana ini dimulai pada 26 Agustus 1888
dan selesai 18 Mei 1891. Istana ini dominasi warna kuning memiliki luas 2.227 m2
dan memiliki 30 ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan 3 bangian,
yaitu bagian induk, bagian sayap kanan dan bagian sayap kiri. Di bagian depan
terdapat bangunan Mesjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal orang dengan sebutan
Mesjid Raya Medan.
Bagunan
Istana terdiri dari tiga ruangan utama, yaitu ruangan induk, ruangan sayap kiri
dan ruangan sayap kanan. Bagunan induk disebut juga Balairung memiliki luas 412
m2, dimana singgasana raja berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam
acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud
keluarga kerajaan pada hari-hari besar islam. Didalam istana terdapat 30
ruangan, dengan desain interior yang unik yang menggabungkan seni melayu dengan
seni berbagai negeri lainnya.
Seperti
yang sudah dijelaskan tadi, Istana Maimun memiliki desain interior yang unik
yang memadukan budaya unsur-unsur melayu dengan gaya islam, Spanyol, India dan
Italia. Arsitektur bangunannya pun merupakan perpaduan antara arsitektur
Moghul, Timur Tengah, India, Spanyol, Belanda, dan tentunya Melayu. Pengaruh arsitektur
belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang tampak lebar dan tinggi. Tapi
ada juga beberapa bentuk pintu yang menunjukan bentuk Spanyol. Pengaruh islam
tampak pada keberadaan lengkungan pada atap. Tinggi lengkungan atap tersebut
berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk legkungan ini amat populer di Timur
Tengah, India, Dan Turki. Dibagian depan istana terdapat meriam buntung yang memiliki
legenda tersendiri. Warga Medan menyebut mariam buntung ini dengan sebutan
Meriam Puntung.
Pada
tahun 1946, istana ini dihuni oleh pada ahli waris Kerajaan Deli. Dalam waktu-waktu
tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya,
pertunjukan-pertujukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan perkawinan dan
kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli
biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Setiap hari
istana ini dibuka untuk umum, dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00
WIB, kecuali apabila ada penyelenggaraan upacara khusus.
Dengan
sering mengadakan silaturahmi ini menjadikan semakin eratnya kekerabatan
diantara keluarga Kesultanan Deli. Mungkin karena ini pula Kesultanan Deli
mampu bertahan hingga sekarang. Kesultanan Deli sangat berperan penting dalam
perkembangan budaya di Indonesia, dan semoga kita mampu mempertahankan budaya
tersebut agar tidak tergerus oleh zaman salah satunya adalah Istana Kesultanan seperti yang terdapat di Kesultanan
Deli.
EmoticonEmoticon