Situs Lingga Yoni Tasikmalaya - Sebuah situs dapat diartikan suatu benda yang
menandakan bahwa tempat tersebut pernah terjadi suatu peristiwa atau
kejadian-kejadian tertentu di masa lampau. Di Indonesia sendiri banyak sekali
situs-situs purbakala yang menandakan bahwa indonesia juga punya peristiwa penting
sehingga kita mengetahuinya sampai sekarang. Salah satunya situs yang berasal
dari Kota Tasikmalaya. Situs tersebut bernama Situs Lingga Yoni.
Situs lingga Yoni dapat dikatakan sebagai
satu-satunya situs purbakala peninggalan masa lampau yang berada di Kota
Tasikmalaya. Secara administrasi, lokasi ini masuk kedalam Wilayah Blok
Wangkelan Kampung Sindanglengo, Desa Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang.
Berjarak sekitar 8 km dari pusat Kota Tasikmalaya, lokasinya dekat dengan jalan
raya, sehingga mudah dijangkau.
Sebagamana situs purbakala lainnya di Jawa Barat,
Lingga Yoni merupakan benda peninggalan budaya masa silam (Hindu Budha), sebagai
lambang kesuburan dari perwujudan Siwa/Siva dan Durga, yang dihubungkan pula
dengan pemujaan terhadap Dewi Ibu. Dalam agama Hindu, dewa-dewa terutama dewa
tertinggi digambarkan memiliki kekuatan untuk melakukan tugas semestinya yang
diwujudkan sebagai dewi pasangan para dewa. Menurut aliran Waisnava,
kekuatan/kesaktian Wisnu diwujudkan sebagai Laksmi. Sedangkan aliran Saiwa,
Sakti Siwa disebut Dewi. Menurut beberapa kita Purawa, Dewi memiliki dua aspek
santa atau saumnya (tenang) dan aspek kroda atau raudra (dahsyat).
Di masa kini, Dewi Ibu (Dewi Sri) dianggap sebagai
personifikasi tenaga yang melahirkan tanaman yang diperlukan manusia. Berkenaan
dengan itu, maka dibuatlah patung-patung wanita dalam sikap jongkok terbuat
dari tanah liat dan batu kapur. Dewi Sri sipuja bersamaan dengan pasangannya,
karena pada prisipnya proses kelahiran tidak adapat diabaikan. Lambang Dewi Ibu
dan pasangannya dapat dicerminkan berupa alat kelamin wanita dan alat kelamin
laki-laki.
Lingga Yoni yang berada di Kampung Singdnaglengo,
Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya ini terletak di puncak
bukit Gunung Kabuyutan. Situs ini menempati area seluas 52,5 m persegi. Tempat
ini diperkiraan sebagai tenpat pemujaan pada masa Hindu Budha yang terdiri atas
linga dan yoni sebagai fitur. Situs ini sekarang sudah mengalami pergeseran
sekitar 140 cm dari tempat aslinya. Pergeseran ini terjadi akibat jatuhnya
Lingga Yoni ke Sungai Ciloseh. Namun, penduduk sekitar situs meletakan kembali
diatas bukit tersebut, meskipun tidak tepat ditempat aslinya semula.
Lingga yoni secara keseluruhan berukura 82 cm,
sedangkan apabila dipisah, lingga yang terbuat dari bahan batu andesit memiliki
tinggi 45 cm. Bagian atasnya berbentuk silinder dengan diameter 19 cm. Bagian
tengahnya berbentuk persegi delapan, sedangkan bagian bawahnya berbentuk
persegi empat dengan ukuran 18 x 18 cm. Yoni terbuat dari bahan batu cadas
dengan tinggi 60 cm. Bagian atas berbentuk tidak teratur dengan kedalamn
dudukan lingga setinggi 21 cm. Di bagian tengah terdapat hiasan geometri dan
berpelipit. Bagian bawahnya merupakan bagian kaki yang berpelipit dan relatif
utuh berbentuk persegi empat, berukuran besar pada bagian bawah sekitar 55 cm x
50 cm, sedangkan fitur ditengarai sebagai bekas bangunan percandian/kabuyutan,
namun sudah tidak utuh, yang masih tampak hanya susunan beberapa sisi Timur dan
Selatan dengan teras setinggi 50 cm.
Aroma mistik menyeruak dilokasi ini. Dari beberapa
sumber mengatakan banyak korban yang merenggut nyawa. Manurutnya korban
tersebut meninggal akibat pernah mencuri atau memindahkan berbagai macam benda
purbakala tersebut ke tempat yang tidak seharusnya. Hal ini dapat menjadi
contoh buat pengunjung agar dapat berhati-hati jika kita datang ke tempat yang
bersejarah seperti di Situs Lingga Yoni ini.
EmoticonEmoticon