Lompat Batu di Pulau Nias - Pulau Nias adalah salah satu pulau yang terletak di
bagian barat Pulau Sumatera. Pulau ini memiliki luas 5.625M2 dan
dihuni oleh 700.000 jiwa penduduk. Mayoritas penduduk di Pulau Nias adalah Suku Nias yang masih memiliki budaya megalitik (Budaya yang melibatkan batu-batu besar sebagai cirinya). Terbukti sampai sekarang di Pulau
Nias masih mempunyai tradisi yang menunjukan seorang pemuda itu dianggap sudah
dewasa dan matang secara fisik. Tradisi itu adalah Tradisi Lompat Batu atau
orang Nias menyebutnya dengan Fahombo.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi Fahombo atau
Lompat Batu adalah sebuah tradisi yang dilakukan pemuda nias untuk menunjukan
bahwa yang bersangkutan dianggap sudah dewasa dan matang secara fisik, anggapan
tersebut jika sang pemuda mampu melompati batu yang disusun hingga mencapai ketinggian
2M dengan ketebalan 40 cm dengan sempurna maka itu artinya sang pemuda kelak
akan menjadi pemuda pembela kampungnya jika ada konflik dengan warga desa lain.
Tradisi Lompat Batu sudah dilakukan sejak jaman para
leluhur, dimana pada jaman dulu mereka sering berperng antar suku sehingga
mereka melatih diri mereka agar kuar dan mampu menembus benteng lawan yang kono
cukup tinggi untuk dilompati. Namun seiring dengan perkembangan jaman, tradisi
ini turut berubah fungsinya. Karena di jaman sekarang mereka sudah tidak
beperang lagi maka tradisi Lompat Batu ini hanya untuk ritual dan juga sebagai
simbol budaya orang nias.
Ada upacara ritual khusus sebelum para pemuda
melompatinya. Seseorang yang akan melakukan Lompat Batu harus terlebih dahulu
meminta restu dan meniati roh-roh para pelompat batu yang sudah meninggal untuk
meminta izin kepada arwah para leluhur yag sering melompati batu tersebut. Tujuannya
untuk menghindari kecelakaan atau terjadi yang tak di inginkan ketika melompati
batu tersebut. Sambil melomakai pakaian adat, mereka berlari dengan menginjak
batu penompang kecil terlebih dahulu untuk dapat melewati bangunan batu yang
tinggi tersebut.
Ada hal yang unik dari tradisi Lompat Jauh ini,
konon meskipun sudah latihan secara keras tidak semua pemuda Nias bisa berhasil
melewati gundukan batu bersusun tersebut, bahkan tak jarang mereka ada yang patah
tulang karena tersangkut ketika mencoba melewati batu tersebut. Tapi ada juga
pemuda nias yang hanya berlatih sekali dua kali tapi langsung mampu melewati
batu tersebut. Menurut kepercayaan setempat faktor genetika juga bisa
mempengaruhi keberhasilan seseorang untuk mampu melewati lompat Batu tersebut. Jika
ayahnya atau kakeknya dahulu adalah seorang pelompat batu semasih muda, maka
anak-anaknya pun pasti bisa melompati walau pun dengan latihan yang hanya
beberapa kali. Bahkan ada yang mencoba sekali dua kali pemuda tersebut bisa
melompati batu tersebut dengan sempurna.
Bagi keluarga sang pemuda yang baru pertama kali
mampu melompati batu setinggi 2 meter tersebut, biasanya akan menyembelih
beberapa ekor ternak mereka sebagai wujud syukuran atas keberhasilan anaknya. Namun
ada satu halyang harus diketahui bahwa tradisi Lompat Batu ini tidak terdapat
di seluruh wilayah nias, tradisi ini hanya terdapat di kampung-kampung tertentu
saja seperti di wilayah Teluk Dalam.
Karena keunikannya, pada tahun 1992 Bank Indonesia
mengeluarkan uang lembaran 1000 an yang menggambarkan Lompat Batu atau Fahombo
suku nias. Dengan begitu Lompat batu ini makin terkenal dipenjuru negeri bahkan
dunia. Dan menambah lagi kekayaan-kekayaan Tradisi yang ada
di Indonesia.
Tags : #Suku Nias #Pulau Nias #Tradisi Nias #Fahombo #Lompat Batu di Nias
Tags : #Suku Nias #Pulau Nias #Tradisi Nias #Fahombo #Lompat Batu di Nias
EmoticonEmoticon